Kamis, 12 Februari 2009

PENDIDIKAN GRATIS (Suatu Pemikiran Konsep Pendidikan Gratis di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)

PENDIDIKAN GRATIS

Suatu Pemikiran Konsep Pola Pendidikan Gratis
Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Oleh :
Indrawadi, S.Si, M.AP
Staf Pada Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung


Pendidikan gratis seringkali dibicarakan baik oleh lingkungan elit pemerintahan dan politik maupun oleh masyarakat awam pada setiap kesempatan. Namun sangat disayangkan bahwa tidak ada pola pelaksanaan pendidikan gratis. Untuk itu tulisan ini mencoba mengupas tentang konsep pendidikan gratis yang sebaiknya dilaksanakan, khususnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berdasarkan pengalaman dan pengamatan dari penulis.

Banyak masyarakat dan para elit ini yang memahami bahwa bahwa pendidikan gratis tersebut masyarakat tidak terlibat sama sekali dalam urusan biaya pendidikan dan dibebaskan dari unsur biaya tersebut, dalam arti kata semua biaya pendidikan ditanggung oleh pemerintah. Hal ini tentu saja bertentangan dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, dimana salah satu pasalnya mengatakan bahwa biaya pendidikan merupakan tanggungjawab dari pemeritah, masyarakat dan swasta.

Peran pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pembiayaan pendidikan ini merupakan konsep pembangunan
dalam perspektif Good Governance yang sekarang ini sedang hangat diperbincangkan di Indonesia, ada tiga pilar utama dalam pelaksanaan pembangunan yaitu Sektor Publik (masyarakat), Sektor Privat (swasta) dan Pemerintah sendiri. Berdasarkan hal inilah, perlu dipertanyakan mengenai pendidikan yang serba gratis dimana semua biaya ditanggung oleh pemerintah. Pertanyaan lainnya yaitu, apakah pemerintah kita sudah mampu untuk menanggung seluruh biaya pendidikan yang bermutu bagi masyarakatnya. Untuk menaikkan anggaran pendidikan minimal 20 % dari anggaran pemerintah di luar gaji pegawai dan pendidikan aparatur juga sulit dilakukan oleh pemerintah, terutama pemerintah daerah.

Adanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah daerah tentu saja sangat membantu pembiayaan pendidikan dan sudah menjadi kewajiban pemerintah kepada masyarakatnya. Yang terjadi saat ini yaitu bahwa si Kaya juga menikmati dana BOS tersebut sama haknya dengan si miskin. Padahal, kalau melihat asal-usul dana BOS, dana tersebut tadinya merupakan kompensasi atas dicabutnya dana subsidi BBM yang dikatakan tidak tepat sasaran dan lebih banyak dinikmati oleh golongan "the have" dibandingkan dengan golongan "the have not" yang menjadi target subsidi. Apabila dengan adanya dana BOS tersebut, seluruh warga sekolah juga digratiskan, ini menunjukkan bahwa subsidi tersebut ternyata juga masih dinikmati oleh golongan orang kaya yang notabene mampu untuk membiayai dirinya dalam memperoleh pendidikan yang layak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan gratis bagi seluruh masyarakat juga menyebabkan sasaran subsidi yang tidak tepat.

Untuk mengatasi hal ini, maka sebaiknya pendidikan gratis tersebut jangan diberlakukan secara umum. Bagi orang yang tidak mampu tentu saja harus digratiskan seluruh komponen biaya pendidikan yang dikeluarkan. Bahkan bukan hanya uang sekolah saja, untuk pembelian seragam, buku, sepatu, bahkan biaya transport siswa sebaiknya diberikan secara gratis untuk yang tidak mampu. Sebaliknya bagi yang mampu sebaiknya ditawarkan kepada mereka berapa yang mereka sanggupi untuk membantu biaya pendidikan disekolah. Hal ini sebenarnya sudah lama sekali ada dan diterapkan pada sekolah-sekolah tertentu seperti pada sekolah kristen yang menerapkan iuran sekolah yang tidak seragam tergantung pada kemampuan orang tua siswa.

Mendukung konsep diatas, ada data yang diminta pada orang tua siswa pada penerimaan siswa baru yang selama ini tidak pernah di manfaatkan oleh pengelola sekolah. Setiap penerimaan siswa baru selalu dimintakan data mengenai penghasilan orang tua/wali, jumlah keluarga kandung, dan lain-lain. Data ini sebetulnya dapat diolah sebagai data awal untuk mengetahui kemampuan orang tua siswa dalam membiayai sekolah anak/walinya. Berdasarkan data inilah kemudian pengelola sekolah menawarkan (tanpa paksaan ataupun menjadi suatu keharusan) kepada orangtua berapa kesanggupan mereka untuk mendukung kekurangan biaya pelaksanaan program disekolah yang sebelumnya sudah disusun oleh pengelola sekolah dengan persetujuan komite sekolah.

Sebagai contoh kasus : pada sekolah A mempunyai program tahunan yang tertuan dalam APBS menggunakan dana sebenar Rp. 75.000.000,- . Biaya ini di bebankan pada anggaran BOS (baik Provinsi dan pusat) sebesar Rp. 20.000.000,- dan BOP dari Pemerintah Kabupaten sebesar Rp. 30.000.000,-. Artinya masih terdapat kekurangan biaya sebesar Rp. 25.000.000,- untuk melaksanakan program yang sudah disusun. Kekurangan inilah yang mestinya ditawarkan kepada orang tua siswa dan pihak swasta untuk menutupinya.

Untuk bantuan dari pihak swasta, pengelola sekolah juga harus berinisiatif menjual program kepada mereka untuk memperoleh bantuan yang sifatnya tidak mengikat. Bantuan dari privat sektor ini juga dapat diperoleh melalui usaha dari komite sekolah.

Tentu saja dalam pelaksanaan konsep pendidikan gratis seperti ini diperlukan adanya kerjasama yang baik antara pengelola sekolah dengan komite sekolah dan orang tua siswa. Selain itu, sangat dibutuhkan transparansi dari pengelola sekolah dalam penggunaan dana sehingga kepercayaan masyarakat dapat terjaga.

(bersambung...........)

Rabu, 21 Januari 2009

Foto-Foto Anak Tailor Made IV

FOTO-FOTO ANAK TAILOR MADE IV


Foto bareng dulu ah sebelum kuliah .......



Dua Petualang lagi mancing di Pulau Sempu Kab. Malang


Anak Lampung (Lamongan Kampung Lagi ehhmmmmm......)


Dua Petualang Ganteng di Puncak Gunung Welirang


Pemain Bola Pantai Profesional di Pantai Bale Kambang

TAILOR MADE IV FIA UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Blog ini dibuat sebagai ajang komunikasi temen-temen purnakarya siswa Bappenas yang tergabung dalam Tailor Made IV Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Silahkan anda membaca, mengomentari dan memahami kisah-kisah perjalanan unik anak-anak Tailor Made IV ini.

Anda juga dapat mencari artikel atau makalah yang ditulis anggota Tailor Made IV disini.

Terima Kasih


Indrawadi,S.Si, MAP
Admin Blog